Hari Peringatan Reformasi sebagai Pengingat Akan Kepedulian Menelaah dengan Membaca

Listen to this article

LAMPUNG UTARA lintasjatimnews – Sebagai pegiat literasi tentunya kita harus mampu untuk menelaah dan menggali informasi dengan cara membaca. Beginilah tanggapan Riah Khoirul Annisa soal peringatan Hari Reformasi, (21/5/2022).

Pegiat Rumah Baca Api Literasi ini mengatakan, Kalau mengingat ulang dari sejarahnya, seperti yang kita tau bahwa 21 Mei 1998 adalah hari selesainya masa kekuasaan orde baru pak Soeharto yang pada saat itu menjabat sebagai Presiden RI selama 32 tahun. permintaan pengunduran mahasiswa dan rakyat atas pak Soeharto itu dipicu atas banyak sekali peristiwa atau masalah yang semakin bertambah, beberapa di antaranya seperti krisis moneter, KKN yang merajalela, dwifungsi ABRI, masa kepemimpinan yang sangat lama dan masih banyak lagi.

“Hari tersebut merupakan akar dari sebuah perubahan besar yang terjadi di negara kita. Seperti sebuah Simbol kemenangan bagi rakyat atas bebasnya dari rezim otoriter,” ujar Annisa.

Ia menambahkan, yang seharusnya dilakukan oleh pegiat literasi di hari reformasi adalah mengulas kembali peristiwa sejarah besar di negara kita, salah satunya sejarah perpindahan orde baru ke reformasi ini. Banyak sekali peristiwa atau tragedi yang terjadi pada saat itu yang dapat dijadikan sebagai refleksi bagi kita para pegiat literasi.

Aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Lampung Utara ini menuturkan, banyak sekali hikmah yang bisa diambil dari peristiwa tersebut. Seperti misalnya sikap nasionalisme mahasiswa dan masyarakat terhadap keutuhan bangsa yang tercermin dari peristiwa itu.

“Sebagai pegiat literasi tentunya kita harus mampu untuk menelaah, menggali informasi dengan cara membaca dan menyimak dari sumber-sumber terpercaya guna memantapkan dan meningkatkan rasa kepedulian kita terhadap perjuangan para pejuang dahulu,” tegasnya.

“Meningkatkan rasa simpati dan empati agar semangat perjuangan itu tetap terpatri dalam diri. Tak lupa juga untuk terus memberikan rasa bangga atas keberanian dan ketulusan para pejuang. Betapa hebat mereka, berdarah bukan sebuah masalah, sampai nyawa taruhannya,” pungkas beliau.

Reporter: Fathan Faris Saputro