Kitab Ta’lim Muta’allim Dikupas dalam Acara Public Hearing Prodi Ekonomi Syariah Umla

Listen to this article

LAMONGAN lintasjatimnews – Kitab Ta’lim Muta’allim disampaikan oleh Wakil Rektor tiga dalam acara Public Hearing yang digelar oleh Program Studi S1 Ekonomi Syariah Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla) pada hari Selasa (29/3/2022) di Aula Kecil Umla.

Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin Prodi S1 Ekonomi Syariah setiap satu semester sekali.

Turut hadir Wakil Rektor tiga M. Bakri Priyodwi Atmaji, kepala Prodi Ekonomi Syariah Elvina Assadam, Dosen Ekonomi syariah, dan mahasiswa semster dua dan empat S1 Ekonomi Syariah.

Di dalam kitab Ta’lim Muta’allim, kata Bakri Priyodwi Atmaji “Kalian tidak akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat kecuali dengan enam syarat,”.

Pertama, kata Bakri, Dzaka’in, yang berarti ‘cerdas’. Guru ngaji saya mengatakan bahwa ‘setiap orang cerdas’. Ada pepatah mengatakan ‘tidak ada orang bodoh,hanya ada orang yang malas’ atau ‘rajin pangkal pandai’. Jadi, setiap orang pasti memiliki syarat ini.

Kedua, Khirsin yang berarti ‘semangat’
Kalian tidak akan mendapatkan ilmu jika kalian tidak semangat. Kalian harus memiliki semangat kuliah atau sekolah atau ngaji. Inti dari kalimat tersebut adalah semangat belajar.

Jika kalian semangat, teman-teman kalian juga pasti akan semangat.

Selain itu juga, kata Bakri Khirsin juga memiliki  arti ‘bersungguh-sungguh’. Kalian harus bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu.

Ketiga, Istikbarin yaitu yang berarti ‘sabar’. Kalian harus sabar dalam menuntut ilmu. Ketika kalian menuntut ilmu,kalian pasti mendapatkan berbagai macam cobaan dan mendapatkan berbagai macam permasalahan.  ‘Allah tidak akan memberi cobaan di luar batas kemampuan umatnya’. Jadi, bersabarlah dalam menuntut ilmu !

Keempat, Bulghotin (ono sangu) yang berarti ada biaya atau modal. Syarat yang keempat adalah biaya. Pepatah mengatakan ‘uang bukan segalanya tetapi segalanya membutuhkan uang’.

Ada orang juga mengatakan ‘buang air aja harus bayar’. Tidak ada suatu hal yang gratis. Menuntut ilmu pun harus membutuhkan modal. Biaya yang dimaksud adalah biaya dalam arti luas.

Hal yang dapat kita lakukan adalah meminimalisiasi biaya yang kita gunakan. Hal yang dapat kita lakukan, seperti puasa senin kamis,meminjam buku di perpustakan atau teman (tidak harus membeli buku), dan hal-hal yang tidak membutuhkan banyak biaya.  Jadi, dalam menuntut ilmu, kalian harus membutuhkan modal.

Kelima, Irsyadi ustadzin (piwulange guru) yang berarti petunjuk guru. Syarat kelima adalah ada petunjuk guru. Ada pepatah mengatakan ‘barang siapa belajar tanpa guru maka gurunya adalah syetan’.

Menuntut ilmu harus membutuhkan guru yang mengajari. Jika kalian belajar sendiri,kalian bisa sesat.

Selain itu, kata Bakri “Dalam adab menuntut ilmu, kita harus menghormati guru. Meskipun guru kita galak dan banyak sifat guru kita yang tidak kita suka, kita tetap harus menghormati Beliau. Ilmu kita tidak akan bermanfaat jika kita tidak menghormati dan menghargai Beliau.

Keenam Tuli zamani (suwe mangsane) yang berarti waktu yang lama. Syarat keenam adalah waktu yang lama. Menuntut ilmu membutuhkan waktu yang lama. Tidak ada ilmu yang didapat secara instan. Sesuatu yang instan itu tidak baik.

Imam Syafi’i pernah mengatakan bahwa ‘Setiap bertambah ilmuku, maka semakin bertambah aku tahu akan kebodohanku’. Jadi, “semakin lama kalian menuntut ilmu,semakin kalian tahu bahwa banyak yang belum kalian ketahui,” pungkasnya.

Reporter: Alfain Jalaluddin Ramadlan