Prof Zainudin Maliki : Jangan Menjadi Orang yang Buta Politik

Listen to this article

LAMONGAN lintasjatimnews – Jangan nenjadi orang yang buta politik. Demikian disampaikan Prof DR Zainudin Maliki MSi dalam acara bedah buku dan pembekalan Ramadhan 1443, yang digelar oleh Majelis Tabligh PDM Lamongan bertempat di Ponpes Karangasem Paciran, Sabtu (12/3/2022).

Prof Zainuddin Maliki ketika memaknai ayat Allah Swt yang tercantum dalam al-Qur’an surat Fathir 19-21. Arti ayat tersebut dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat (ayat 19) dan tidak (pula) sama gelap gulita dengan cahaya (ayat 20) dan tidak (pula) sama yang teduh dengan yang panas (ayat 21).

Menurutnya, ada tiga golongan yang digambarkan dalam ayat tersebut, yaitu golongan orang buta, orang dalam kegelapan dan musafir. Zainuddin menguraikan bahwa orang buta memiliki kelemahan dalam dirinya, dia menyadari kelemahannya, tapi tidak bisa berbuat banyak.

Sedangkan manusia yang dalam kegelapan, lanjut Zainudin bisa jadi disebabkan oleh lingkungan, dipengaruhi teman, sosial dan ia tidak menyadarinya.

Adapun musafir, orang yang mengetahui di mana tempat berteduh terbaik, memilih tempat yang panas atau sebaliknya. Bebas memilih, tergantung situasi dan kondisi yang ada.”Manusia yang tidak memiliki kesadaran politik akan tenggelam dalam arus oligarki, dibuktikan dengan memilih karena iming-iming uang.

Mereka tidak sadar sedang menyerahkan kekuasaan pada oleh penguasa oligarki,” ujar anggota DPR RI Dapil X Lamongan Gresik iniMantan Rektor Universitas Muahammadiyah ini mengatakan bahwa orang yang memilih dengan niat jitus (siji satus = 100 ribu), siket (siji skeet = 50 ribu), maka dia termasuk buta.

Tidak tahu kalau ia sesungguhnya sedang menyerahkan kekuasaan di negeri ini kepada pemilih uang.“Maka, pada pemilu yang akan datang harus dikuragi tradisi semacam ini.

Harus kita buktikan bahwa kita bisa tanpa jitus dan siket,” urai Guru Besar FISIP UM Sidoarjo, ini.Dengan nada keras Doktor alimni Universitas Airlangga Surabaya ini mengatakan, suarakan yang waras agar terpilih yang waras. Jangan memilih yang maju tak gentar nyoblos yang bayar.

“Ayo kita jadikan dan melahirkan politisi yang hatinya jernih, politisi yang waras sehingga mengambil kebijakan-kebijakan yang waras,” pungkas anggota komisi X DPR RI ini Bedah buku 99 Mutiara Hati karya Masro’in Assafani MA ini dihadiri juga Prof DR Biyanto Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya, DR Abdul Aziz Alimul Hidayat Rektor Umla dan Prof DR Zainudin Maliki

Reporter : Fathurrahim Syuhadi