JAKARTA (lintasjatimnews) — Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, Prijono, mengatakan, selain menggunakan instrumen keuangan komersial, instrumen keuangan sosial juga berperan sebagai pemberdayaan ekonomi melalui ZISWAF (Zakat, Infak, Sodaqoh, dan Wakaf) untuk mencapai filosofi tujuan ekonomi syariah mengedepankan keseimbangan, kebersamaan, keadilan, dan kemaslahatan, yang berorientasi pada kepentingan publik. Sehingga harapannya, Wakaf dapat mendorong produktifitas juga pemerataan pendapatan dan pengembangan sektor riil.
“Instrumen keuangan sosial seperti Wakaf, potensinya sangat signifikan sebagai salah satu mesin penggerak ekonomi nasional. Wakaf Produktif yang merupakan aset atau dana berbiaya rendah, juga berperan di dalam penyangga guncangan ekonomi. Melalui pengelolaan secara profesional, Wakaf Produktif tentu akan dapat meningkatkan efisiensi perekonomian nasional, mempercepat pembangunan ekonomi, dan memperkuat stabilitas sistem keuangan,” sebut Prijono, membuka Road to ISEF (Indonesia Sharia Economic Festival) 2021 yang berlangsung secara daring melalui YouTube channel DDTV https://youtu.be/LBDd4GhGS4Y pada Rabu (13/10/2021).
Prijono juga menyebutkan, ada 3 (tiga) faktor keberhasilan untuk mendorong partisipasi publik dalam berwakaf. Pertama yaitu Literasi, untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran terhadap bentuk-bentuk wakaf yang ada. Lalu kedua ada Tata Kelola, untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat, tentunya Nadzir (lembaga pengelola wakaf) memiliki peran penting dan strategis disini. Kemudian ketiga adalah Sinergi dan Kolaborasi, yang merupakan implementasi dari program-program Wakaf.
Dalam keriaan rangkaian ISEF kali ke-8 (delapan) pagi itu, bergulir juga talk show Wakaf Sosial Kemanusiaan oleh Dompet Dhuafa, Rumah Wakaf, dan Lembaga Wakaf MUI, yang memaparkan program wakaf, serta partisipasi aksi Lelang Wakaf Produktif oleh para undangan. Dipandu oleh Nina Septiani selaku Host, turut hadir juga sebagai Narasumber dari Dompet Dhuafa di antaranya Bobby Manulang selaku GM Fundrising Wakaf, Juperta Panji selaku GM Layanan Sosial, Haryo Mojopahit selaku Chief Disaster Management Center (DMC). Pun Super Volunteer Dompet Dhuafa yaitu Aliah Sayuti, Fairuz A. Rafiq, grup musik Base Jam, dan Spesial Motivasi Lelang Virtual bersama Edvan M. Kautsar, yang turut memeriahkan dalam sesi Inspirasi Berbagi.
Bobby Manulang memaparkan, kampanye #WakeUpWakaf merupakan salah satu ikhtiar Dompet Dhuafa untuk menyapa para millenials, agar faktor literasi soal Wakaf sampai kepada kalangan anak muda. Karena selama ini kebanyakan, literasi yang ada membawa Wakaf intens dan fokus pada Senior Citizen karena Wakaf identik dengan ditunaikan dalam bilangan jutaan rupiah seperti Wakaf tanah. Padahal, Wakaf sejatinya merupakan sebuah kepeloporan tentang khasanah wakaf yang bisa diikuti oleh kalangan muda juga.
“Kita pun menarik relevansi kuat antara aksi-aksi kemanusiaan dengan wakaf, termasuk membangun kemampuan merespon kebencanaan dan segala bentuk dampak yang dihadapi masyarakat terutama saat pandemi. Wakaf dalam Dompet Dhuafa berperan memperkuat hulu agar kemampuan kita merespon kebutuhan masyarakat ini menjadi semakin mudah. Misalnya melalui membangun lahan pertanian produktif dan menjadi suatu lumbung pangan yang bisa mensupport kebutuhan bantuan pangan kita. Tak hanya itu, kita juga berupaya menghadirkan sarana respon kemanusiaan lainnya seperti kendaraan Darling (Dapur Umum Keliling) juga Ambulans kesehatan,” papar Bobby M. Manulang.
“Pada kampanye Wake Up Wakaf,” lanjutnya, “Mulai dari Rp10,000,- itu bermaksudkan semua bisa berwakaf meski dengan Rp10,000,-. Jangan remehkan nominalnya hari ini, namun kemampuan kita dalam berinteraksi pada ruang-ruang sosial. Dan jika ada satu juta pemuda mau berikrar menjadi pelopor wakaf, yang Rp10,000,- ini bisa menjadi Rp10 Milliar. Dan jika ikhtiar ini istiqomah dalam 3 bulan saja, itu sama halnya InshaAllah Dompet Dhuafa mampu membangun Rumah Sakit dengan kapasitas 80 bed untuk melayani dhuafa. Bahkan Wakaf Produktif sudah memiliki instrumen Cash Wakaf Linked Sukuk (CWLS), ini lebih canggih karena Wakaf memiliki relevansi sangat kuat dengan segala aktifitas masyarakat. Pun di pasar keuangan, Wakaf juga bisa hadir,” pungkas Bobby.
Senada dengan itu, Aliah Sayuti yang juga aktif sebagai pegiat Wakaf, mengakui betapa beruntungnya ia mengenal Dompet Dhuafa. Menurutnya, akhirnya ia menyadari tentang literasi pentingnya Wakaf. Dari situ pula kita menemukan lembaga terkait yang kita percaya salah satunya Dompet Dhuafa.
“Berwakaf juga semestinya didukung dengan berbagai kemudahan. Jika berbicara tentang kemudahan berwakaf, maka Dompet Dhuafa sebagai Nadzir atau Lembaga Pengelola Wakaf, bisa memberikan sebuah kepercayaan. Aku sering ikut ke lapangan dan tahu hulu ke hilirnya bareng Dompet Dhuafa, disitu mau tidak mau saya punya mindset lebih baik ke Dompet Dhuafa aja. Dengan adanya Dompet Dhuafa, memang tepat sasaran siapa yang membutuhkan bantuan”.
Sebelumnya, Prijono juga menghaturkan apresiasi dan terima kasih kepada para Nadzir, serta para Wakif dan seluruh elemen, dengan meningkatnya syiar berwakaf untuk mewakafkan sebagian hartanya dan menguatkan sinergi wakaf. Berkat itu pun menjadi harapan mempercepat pemulihan ekonomi, Bank Indonesia bersinergi bersama stakeholder dan mitra strategis, akan kembali menyelenggarakan puncak ISEF ke-8 tersebut pada tanggal 25-30 Oktober 2021 mendatang.
Dompet Dhuafa adalah lembaga Filantropi Islam yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum Dhuafa dengan pendekatan budaya melalui kegiatan filantropis (welasasih) dan wirausaha sosial. Selama 28 tahun lebih, Dompet Dhuafa telah memberikan kontribusi layanan bagi perkembangan umat dalam bidang sosial, kesehatan, ekonomi, dan kebencanaan serta CSR.(Fatzry)