LAMONGAN (lintasjatimnews) – SMP Negeri Solokuro letaknya dari ibukota Kabupaten Lamongan sekitar 40 km. Sekolah ini didirikan pada tanggal 30 Juli 1997 dengan izin operasionalnya Nomor 132/01/1008, tertanggal 29 Januari 1998
Sejak berdirinya sampai saat ini SMP Negeri Solokuro yang memiliki NPSN (Nomor Pokok Sekolah Nasional) 20506386 telah meluluskan sebanyak 448 siswa
Sekolah ini mempunyai rombong belajar sebanyak 10 ruang kelas, 2 ruang laboratorium, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang guru dan 1 kepala sekolah. Termasuk tersedia sarana Mushola yang merupakan wakaf H Nur Aini mantan Kepala Desa Payaman
Sekolah yang bervisi terwujudnya warga sekolah yang berprestasi, terampil, berkarakter, berwawasan lingkungan dan berdasarkan imtaq pada tahun pelajaran 2021/2022 dihuni oleh 47 anak. Terdiri dari kelas VII 16 siswa, kelas VIII 18 siswa, kelas IX 13 siswa.
Menurut Kepala Sekolahnya M Said, SPd, MPd, berdasarkan data siswa baru, rata rata siswa yang bersekolah di SMP Negeri Solokuro berasal dari SD Negeri. Sedangkan yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah jumlahnya sangat sedikit
Saat ini, tenaga pendidik dan kependidikan (PTK) sebanyak 20 orang dengan rincian 1orang Kepala Sekolah, 14 orang tenaga pendidik (guru) PNS dan 1 orang penjaga sekolah berstatus PNS serta 3 orang tenaga administrasi berstatus non-PNS
Ia menambahkan, bahwa Kecamatan Solokuro yang luasnya 87,57 km² terdiri dari 9 desa dan 20 dusun. Hampir setiap desa bahkan dusun terdapat MTs swasta.
Bahkan, jelas M Said lokasi SMP Negeri Solokuro berada di desa Payaman. Di desa ini ada 1 SMP swasta dan 5 MTs. Belum lagi di desa sekitarnya
“Walaupun SMP Negeri Solokuro dikepung sekolah swasta di sekitarnya. Selama ini tetap bertahan”, jelas Kepala SMP Muhammadiyah 4 Pakatrejo Periode 1996–2007
Untuk itu, dalam upaya mendapatkan murid dan sekaligus mempertahankan maka diperlukan banyak terobosan. Semisal menggratiskan seluruh biaya pendidikan, seragam sekolah dan buku siswa, serta iuran lainnya.
Termasuk, sekolah menerapkan kultur budaya masyarakat dengan pendidikan budi pekerti. Pembiasaan shalat dhuha, mengaji sebelum pelajaran dan shalat berjamaah dhuhur bagi guru dan murid. Layaknya Madrasah binaan Kemenag
“Tidak hanya itu, guru pun banyak yang suka rela menjadi donatur untuk meringankan beban anak”, papar penulis buku Menelisik Kinerja Kepala Sekolah
Dalam rekam jejak digital, para Kepala Sekolah yang ditempatkan di SMP Negeri Solokuro adalah para guru senior sekolah lain yang dipromosikan untuk menjadi Kepala Sekolah
Termasuk M Said adalah guru senior dari SMP Negeri Maduran. Kemudian ia diangkat menjadi kepala SMP Negeri Solokuro. Ia merupakan kepala sekolah yang ke-14
SMP Negeri Solokuro sejak berdirinya sampai saat ini merupakan sekolah yang didirikan pemerintah dan muridnya paling sedikit di Kabupaten Lamongan (Fathurrahim Syuhadi)