SURABAYA (lintasjatimnews) – Covid-19 yang masih mewabah membuat aktivitas dan kegiatan dibatasi, dan tatap muka pun terbatas. Lembaga pendidikan terus melakukan inovasi agar kegiatan belajar dan pembelajaran di masa pandemi tetap efekti dan efisien. UNESA pun banyak menghadirkan inovasi, salah satunya dengan mengimplementasikan teknologi pendidikan bernama Simlab. (06/09/2021).
Dengan Simlab, mahasiswa bisa melakukan praktek mengajar (microteaching) secara jarak jauh, bahkan dengan berbagai simulasi yang lebih lengkap. Implementasi Simlab di UNESA atas kerja sama dengan Murdoch University Australia dan telah diterapkan sejak awal tahun 2021 di beberapa kelas bilingual Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).
Dosen PGSD UNESA, Neni Mariana, S.Pd., M.Sc., Ph.D mengatakan bahwa lewat SIMLab mahasiswa akan diberikan simulasi tentang berbagai kondisi di sekolah, salah satunya adalah bagaimana menghadapi lima karakter siswa yang beraneka ragam. Harapannya mahasiswa dapat mempraktikkan hal-hal yang harus dilakukan ketika merespon lima karakter yang digambarkan dalam 5 avatar siswa. “Avatar ini juga dapat merespon ucapan guru seperti bertepuk tangan dan menjawab beberapa pertanyaan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ia menceritakan bahwa teknologi human in loop dalam Simlab membantu mahasiswa untuk mengembangkan teaching skill, komunikasi, kolaborasi dan seluruh skill yang dibutuhkan abad ke-21. Selain itu critical skill, seperti cara menjawab pertanyaan kritis dengan baik dan creativity untuk mengatasi kebosanan pada anak ketika menyimak materi.
Tidak hanya mengajarkan cara menanggapi karakter mahasiswa yang beragam, SIMLab juga mengajarkan mahasiswa cara menghadapi kepala sekolah, komunitas sekolah atau masyarakat dan orang tua dengan penyediaan skenario terhadap berbagai kondisi.
Skenario ini juga disiapkan oleh operator SIMLab yang memiliki pengetahuan dalam bidang pedagogi. Hal ini berbeda dengan konsep microteaching yang biasanya hanya dilakukan di depan dosen atau rekan-rekan mahasiswa, sehingga respon yang diberikan kurang spontan. Semua karakter dan skenario ini dikendalikan oleh operator yang bertugas.
Dalam teori pendidikan, lanjutnya, selalu dijelaskan mengenai konsep student center, bukan teacher center. Sehingga Simlab membantu mahasiswa tak hanya belajar tentang cara menerangkan materi, tetapi juga belajar memahami dan mengatasi karakter siswa yang beragam.
Ke depannya, dalam mengembangkan teknologi SIMLab, akan ditambah jumlah kelas dan fakultas di Unesa yang dapat mengimplementasikan teknologi ini, penulisan paper untuk publikasi joint research, diseminasi ke kampus mitra Unesa, kerja sama di tingkat ASEAN dan mendapatkan lisensi sehingga dalam penggunaannya dapat digunakan bahasa Indonesia. (Nafisha/putri/qulbi).