JAKARTA (lintasjatimnews) – Penyintas Covid-19 perlu mendapat dukungan dari orang-orang terdekatnya untuk bisa mengelola stres dengan baik dalam dirinya agar mampu dan lebih cepat sembuh dari penyakit yang diderita. Hal ini, membuat Dompet Dhuafa menggelar bedah buku secara virtual melalui siaran DDTV Youtube berjudul “Spiritual Journey” Antara Kenangan Menegangkan dan Pengalaman Mencerahkan Sebulan Lebih Terpapar Covid – 19 karya Prof. Dr. Muhammad Amin Suma, Selasa (31/08/2021).
“Saya meyakini bahwa yang terjadi pada Prof Amin Suma merupakan sebuah keajiban dan proses pembelajaran bagi siapapun. Prof Amin Suma telah melakukan perjuangan yang sangat luar biasa yang layak kita dengarkan. Bukan karena fisik yg dipaparkan tetapi story behind dan spirit behind untuk semua yang mengambil hikmahnya. Hadiah bagi para senior Dompet Dhuafa yang diberikan kesembuhan dari covid 19. Proses ini adalah perubahan peradaban yang menurut versi manusia perubahan cepat tapi di mata allah tidak ada yg cepat dan lambat. Perubahan peradaban ini menuntut kita untuk berubah jika kita tidak cepat berubah kita akan di gulung oleh perubahan itu sendiri. Saya melihat perjuangan prof amin suma tentu tidak sekedar proses perobatan yg bentuknya material namun kita harus kita liat spiritualnya.” Ucap Nasyith Majidi selaku Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa.
Pada buku “Spiritual Journey”, Prof. Dr. Muhammad Amin Suma Buku tersebut merupakan cerita perjalanan spiritual diri penulisnya selama menjalani masa isolasi mandiri (isoman) karena Covid-19. Penulis menggambarkan secara jelas sikap mental positif dalam memberikan pengaruh yang baik saat mengalami masa-masa kritis selama isoman.
Ada juga beberapa tokoh yang hadir pada acara virtual Bedah Buku. Antara lain Nasyith Majidi (Ketua Yayasan Dompet Dhuafa Republika) ,Drg. Rima Febrianti MARS., CPHF, FISQua (Direktur Pelayanan Medis RST), KH Wahfiudin Sakam SE MBA (Mentor Spiritual, Wk Ketua Komisi Pendidikan dan Kaderisasi MUI Pusat), Jamil Azzaini (Inspirator Sukses Mulia) , Medya Putri (BOD DD Hong Kong Association Ltd) , Mohamad Taufik Ismail (Konsultan Keuangan) , dan Mimi Jamilah (Influencer, penyintas covid 19).
Mentor Spiritual, Wk Ketua Komisi Pendidikan dan Kaderisasi MUI Pusat, KH Wahfiudin Sakam SE MBA mengapresiasi terselenggaranya bedah buku ini. Buku karya Muhammad Amin Suma (MAS), di antaranya sangat menjunjung tinggi integrasi ilmu. Isi buku juga dapat menginspirasi dan mengajarkan keikhlasan dimasa sulit selama pandemi Covid-19.
“Belajar menulis buku biar ilmu itu bermanfaat. Insan itu sudah ada sejak dulu tapi belum menjadi yang terkenal karena insan yang terbentuk adalah insan dalam bentuk ruh. Pada buku ini mengajarkan kita bahwa insan didunia ini tidak ada daya dan upaya dalam menghadapi kekuasaannya. Jadi kita harus kembalikan semuanya kepada sang pencipta.”Ucapnya
Profesor Amin Suma, dalam bukunya memaparkan bahwa isi buku tersebut merupakan kenyataan empiris dan ungkapan hati yang dijeritkan melalui munajat dari rumah sakit karena terpapar Covid-19. Setelah hari ketiga penulis benar-benar menjalani rutinitas di rumah sakit hingga merasakan puncak sakitnya, terutama saat berada di ruang ICU selama 20 hari masa karantina pada 27 Maret-15 April 2021.
“Saya merasa dibesarkan oleh Dompet Dhuafa setelah bergabung didalamnya selam 27 tahun. Mudah mudahan pemicu dan pemacu untuk terus mencintai dompet dhuafa. Terimaksih juga kepada dd yg peduli termasuk saya dirawat di rumah sakit. Merasa hidup dari kecil bergelimang dengan spiritual tetapi lebih banyak berteori sebelum mengalami. Sehingga mudah dicerna oleh akal pikiran,baik secara ilmiah akademik maupun melalui yang lain tapi belum dirasakan di dalam kehidupan yang nyata. Syukur kepada Allah saya diberi dalam ujian covid 19 tetapi Allah juga yang menyembuhkan saya. Pada buku ini terdapat unsur subjektifnya karena saya hanya manusia biasa misalnya dari sisi ketabahan namun di lain itu juga saya merasa takut juga kalau tidak berbuat sesuatu. Mudah mudahan corona yang saya tulis ini dibalik subjektifitas insyaah Allah lebih banyak objektifitasnya.” Ucap Prof. Dr. Muhammad Amin Suma selaku Ketua Dewan Pegawas Syariah Dompet Dhuafa.
Sementara menurut , Dr. Rima Febrianti MARS., CPHF, FISQua selaku Direktur Pelayanan Medis Rumah Sakit Rumah Sehat Terpadu (RST) Dompet Dhuafa. “Melalui buku ini kami wawasan kami sangat terbuka mengenai perlindungan diri nakes.Terimaksih prof kami nakes harus melakukan ikhtiar doubel. Yang pertama ikhtiar sehat, selamat,aman untuk diri sendiri dan keluarga. Yang kedua sehat, selamat aman untuk pasien. Pada halaman 130, prof mempertegas bahwa sana persoalan covid 19 ini, adalah masalah bersama anak bangsa lintas wilayah, lintas negara,lintas suku, lintas agama dan lintas profesi. Bersama kita bisa melewati masa covid 19”
Adapun menurut Jamil Azzaini selaku Inspirator Sukses Mulia, buku tersebut dapat menjadi obat dan vitamin dalam bentuk tulisan. Satu kata kunci dari buku itu bagi kami berdua bersama istri yg sejalan dengan kami pelajari yaitu bahasa agamanya adalah ridho. Betapa Prof Amin Suma begitu ridho dengan penyakit itu. Mengahadapi penyakit itu adalah kunci ketenangan jiwa. Orang yg ridho, akan mendapatkan ketenangan jiwa. Kalau kita lihat dari proses pembentukan nasib seseorang itu dimulai dari perasaan mempengaruhi pikiran, pikiran itu mempengaruhi tindakan, tindakan itu mempengaruhi kebiasaan, kebiasaan akan menjadi karakter, karakter akan mempengaruhi nasib. Melalui membaca ini, selama 39 hari terpapar covid 19, Prof Amin suma dengan keadaan yang kritis akhirnya bisa sembuh karena dengan perasaan itu cepet. Buku ini kekinian, saya sangat yakin bahwa dengan keridhoan akan bisa menyembuhkan covid 19. Terimakasih Prof atas keteladanannya bahwa pada masa ini kami perlu keteladanan bagi kami.
Dompet Dhuafa adalah lembaga Filantropi Islam yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum Dhuafa dengan pendekatan budaya melalui kegiatan filantropis (welasasih) dan wirausaha sosial. Selama 28 tahun lebih, Dompet Dhuafa telah memberikan kontribusi layanan bagi perkembangan umat dalam bidang sosial, kesehatan, ekonomi, dan kebencanaan serta CSR. (Fatzry)