Masa Pandemi Wisata Dlundung Tetap Buka Dengan Penerapan Protokol Kesehatan

Listen to this article

MOJOKERTO (lintasjatimnews.com) – Jawa Timur menyimpan banyak pesona alam berupa air terjun yang indah. Salah satunya adalah air terjun Dlundung berada di Desa Ketapanrame, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Jatim.

Kawasan ini, merupakan kaki Gunung Welirang di sisi Utara. Lokasi yang berada di gunung membuatnya tampak begitu mempesona. Dengan lingkungan sekitar yang dingin berkabut ala pegunungan. Tentu akan memanjakan dan membuat segar siapapun yang datang berkunjung.

Duty manager wisata Dlundung, Sunyoto, mengatakan, dimasa pandemi ini kami juga memperketat protokol kesehatannya, mulai dari pintu masuk dengan pengecekan suhu badan, penyemprotan disinfektan, pengetatan terhadap pemakaian masker, memperhatikan phisical distancing (jaga jarak), di samping juga ada tulisan rambu-rambu untuk protokol kesehatan.

”Untuk wisatawan yang mau berkunjung kesini harus mematuhi protokol kesehatan,”tegasnya Sunyoto kepada lintasjatimnews.com, Minggu (23/05/2021)

Untuk memfasilitasi masyarakat terutama yang gemar dengan wisata ini, jadi kami merubah kelas wisatanya yang dulu dari minat khusus, mulai dari camping, outdoor atau hanya ke air terjun saja. Akhirnya sejak tahun 2018 kami merubah menjadi Mass Tourism (wisata masal/segala usia) atau untuk segala usia, mulai dari anak-anak, orang dewasa, para keluarga, dan para manula. Kami menyediakan blok areanya sendiri, batasan-batasan tempat, blok areanya, intinya tempat khusus yang bisa di nikmati di sini.

Yang terpenting disini adalah kami membuat zonasi, mulai dari zona untuk camping ground, zona untuk wahana mainan anak-anak, juga disediakan Taman kelinci, juga untuk wahana untuk keluarga, kami sediakan sendiri salah satunya di omah camping untuk family camp, bisa juga untuk acara gathering, atau acara keluarga, kemudian zona intinya adalah di Air Terjun.

Rencana kedepannya akan dibuka untuk wahana edukasi untuk anak-anak, Jadi masih banyak rencana pengembangan, disamping itu juga kami sebagai Pengelola, juga bekerja sama dengan masyarakat sekitar atau masyarakat desa, karena yang Melakukan bisnis di desa ini diserahkan kepada BUMDES, jadi kami kerjasamanya dengan BUMDES. Sehingga masyarakat yang dulu hanya penonton saja, jadi sekarang masyarakat bisa beraktivitas disini, bisa mengelola disini dan menikmati hasilnya.

Juga masyarakat yang ingin menjual hasil panennya, bisa dijual depan rumah nya yang dekat akses jalan wisata ndlundung.

Upaya kami untuk kenyamanan pengunjung, kami melarang pengamen, pengemis untuk masuk, juga pedagang keliling roda dua yang sering mengakibatkan sumber sampah, ini upaya untuk menjaga kebersihan.

kami juga sangat memperhatikan kebersihan, kami fasilitasi tempat-tempat sampah juga tempat cuci tangan untuk fasilitas protokol kesehatannya”. Tutupnya Sunyoto.(Anil)