JEMBER (lintasjatimnews.com) – Wakapolres Jember Kompol Kadek Ary Mahardika, S.H, S.I.K, M.H, mewakili Kapolres Jember didampingi Kapolsek Sumbersari AKP Sugeng, SH dan Kasi Humas Polres Jember Iptu Yudiantoro serta Panitia Lomba Jember Sae mengunjungi founder (pendiri) komunitas Sobung Sarka, Nurul Hidayat, di markasnya di Jalan S Parman (di depan Makam Sumbersari), Selasa (4/05/21)
Program Jember Sae yang digagas oleh Kapolres Jember AKBP Arif Rachman Arifin, SIK, MH menjadi acara lomba yang dilaksanakan rutin setiap bulan sekali yang digelar bersama Unej.
Wakapolres Jember tertegun melihat hasil pengolahan limbah dari Nurul Hidayat, Founder Sobung Sarka, yang mana telah memenangkan lomba Jember Sae kategori tokoh inspiratif.
Kompol Kadek Ary Mahardika mengatakan, “Kami memberikan penghargaan kepada saudara Nurul Hidayat sebagai tokoh inspiratif dalam lomba Jember Sae Session 3.” katanya.
Penilaian sepenuhnya di tangan dewan juri dan tidak bisa diganggu gugat termasuk oleh Polres Jember (Kapolres) yang merupakan inisiator Jember Sae.
Kompol Kadek mengapresiasi apa yang sudah dikerjakan Oyong sapaan Nurul Hidayat. Ia telah menginspirasi warga Jember untuk lebih peduli pada lingkungan dengan pemanfaatan limbah rumah tangga.
Wakapolres melihat berbagai hasil olahan limbah seperti sabun cuci, pupuk organik cair, eco enzym, celemek, keset, pot dari kain perca dan masih banyak lainnya.
Dari melihat langsung di markas Sobung Sarka Wakapolres mengajak masyarakat agar lebih bijak dalam mengelola sampah. “Sampah ini harus kita kelola dengan baik dan tidak ada lagi yang dibuang di sungai,” pungkas Kompol Kadek.
Sementara Didik Suharjadi, Ketua Lomba Jember Sae, mengatakan, pemilihan pemenang lomba melalui tahapan- tahapan yang ketat.
“Untuk saat ini penilaian tokoh inspiratif yang menonjol adalah Cak Oyong dengan komunitas Sobung Sarka-nya,” ungkap Didik.
Menurutnya panitia, aspek lingkungan salah satu tujuan dalam SDGs (Sustuinable Development Goals) menjadi hal penting dalam penilaian juri.
Di bagian lain Nurul Hidayat atau lebih akrab dipanggil Cak Oyong mengatakan keprihatinannya pada tata kelola sampah di Jember. Ia ingin mengajak masyarakat agar ikut membantu mengelola sampah secara mandiri.
Oyong menceritakan awal muasalnya ia melakukan hal itu. Ketika ia ditugaskan melakukan observasi tukik (anak penyu) ia melihat ada penyu mati karena makan plastik. Ia berpikir jika hal ini tidak dimulai dari hulu maka usaha penyelamatan hewan langka seperti penyu akan sia-sia. Kemudian ia mengajak teman-teman lainnya untuk mulai mengolah dan memanfaatkan sampah (reduce, recycle, reuse).
(Ishak/humas polres jember)