MOJOKERTO (lintasjatimnews.com) – Unit penimbangan kendaraan bermotor (UPPKB) wilayah Trowulan Mojokerto mengeluhkan adanya SDM yang sangat sedikit membuat operasional di jembatan timbang kurang maksimal.
Imam nawaji selaku Penanggung jawab di UPPKB Trowulan Mojokerto, mengatakan, UPPKB sekarang dikelola oleh pusat, jadi sekarang kita yang bertugas di jembatan Timbang hanya punya wewenang Pengawasan dan Pengendalian Mobil angkutan barang, jadi kalau melebihi muatan ya kita tilang.
Untuk Operasi Tilangan kita buka sekarang secara acak kadang buka malam hari , kadang sore hari, kadang dini hari, karena kalau di pagi hari banyak lalu lintas kendaraan yang melintas supaya tidak menimbulkan kemacetan. Kita kemarin beroperasi diwaktu dini hari sekitar pukul 01:00 sampai dengan pukul 02:00 WIB, dari hasil operasi terdapat kurang lebih 5 sampai 10 kendaraan yang melebihi muatan, karena kurangnya SDM, dalam arti kurang personil.
Untuk personil kita ada 14 orang keseluruhan,kita bagi dua regu, standartnya dulu itu satu regu ada 15 orang, kita ada 7 orang, kadang ada sakit, ada yang ijin,dsb. hal ini membuat kurang maksimal dalam beroperasi.” Terangnya imam saat ditemui lintasjatimnews.com, Senin (26/04/2021)
lanjut imam , Untuk kendaraan yang yang melebihi kapasitas ini sekarang tindakannya pertama di peringatkan yang kedua ditilang, jadi sekarang tidak ada kompensasi. Proses penilangannya yaitu yang muatannya melebihi 30 persen ke atas ditilang, kalau melebihi 80 persen ke atas muatannya akan diturunkan.
Wewenang kita cuma buku uji ( muat uji), jadi seumpama hari ini kita tilang, besoknya lewat lagi mereka bawa tilangannnya, kita gak bisa nilang lagi, kewenangan kita hanya buku uji. jadi ya kita biarkan saja lewat. “mereka para sopir jawabannya kalau gak muat lebih, kita gak ada tambahan bayaran,” katanya
Kita hanya punya wewenang di jembatan timbang, kita gak punya wewenang untuk yang parkir termasuk yang ngblong, jadi kita hanya bisa do’akan aja semoga selamat sampai tujuan.” tuturnya imam. (Anil)