SURABAYA (lintasjatimnews.com) – Dalam upaya mencapai pendidikan yang berkualitas dan setara untuk mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) di Indonesia, terutama di tengah pandemi Covid-19 saat ini.
Seperti kita ketahui, Indonesia sedang menghadapi wabah Covid-19 yang sudah menyebar ke berbagai provinsi.Penularan yang terjadi akibat adanya wabah virus ini menyebar secara cepat, sehingga pada akhirnya pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan sebagai upaya memutus penyebaran virus ini. Kebijakan yang diberlakukan pemerintah mencakup segala bidang, salah satunya pendidikan. Pemerintah mengeluarkan kebijakan sistem pembelajaran beralih dari tatap muka menjadi sistem daring.
Kebijakan tersebut menimbulkan berbagai dampak yang terjadi di masyarakat. Sistem pendidikan yang terpaksa harus mengubah metode pembelajaran dari tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh, akibatnya menimbulkan permasalahan. Karena sistem tersebut tentunya menjadi suatu hal yang baru bagi semua kalangan, padahal tidak semua pelajar atau bahkan guru siap dan terbiasa akan hal tersebut.
Kebijakan sistem pembelajaran daring mempengaruhi efektivitas KBM di salah satu sekolah di Kota Surabaya, yaitu SMK Negeri 4 Surabaya di Jalan Kranggan no 81- 101 Surabaya. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk memutus mata rantai penularan virus Covid-19. Namun, dari kebijakan yang dikeluarkan tentunya tidak dapat memastikan semuanya akan berjalan sebagaimana mestinya.
Akibat kebijakan tersebut hasil KBM yang dilakukan tidak dapat berjalan dengan maksimal. Salah satu faktor yang menyebabkan pembelajaran tersebut menjadi kurang efektif yaitu karena guru tidak dapat memantau secara langsung keseriusan belajar siswa. “Guru sulit untuk memberi sanksi serta mengontrol stabilitas konsentrasi siswa dalam mengikuti KBM,” ujar Bapak Haryanto,S.Pd Kepala Humas SMK Negeri 4 Surabaya kepada lintasjatimnews.com, Rabu (24/03/2021).
Khusus untuk kelas 3 masuk sekolah, dikarenakan Ujian,Kegiatan belajar mengajar di Sekolah dengan penerapan protokol kesehatan dengan sistim 3 sesi gelombang, sesi pertama jam 07:00 pagi hingga pukul 09:00, sesi kedua jam 10:00 sampai jam 12, sesi ketiga jam 13:00 sampai jam 15:00 WIB. Dengan jumlah se pertiga dari kelas 3.
Haryanto juga menambahkan di sekolah SMK NEGERI 4 Surabaya di tahun 2021,” Sebanyak 25 siswa yang terseleksi SMPTN (Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Kita sangat bangga sekali, di tahun ini lebih banyak siswa yang terseleksi di tahun kemarin, artinya Sekolah SMKN 4 Surabaya banyak siswa yang berprestasi, padahal saingannya ratusan dari sekolah lainnya seluruh Indonesia”.Ungkapnya (Anil/Choliq)