Aktivis Sebut Berbicara Nelayan Tidak Harus Soal Cantrang, Jangan Diam Disoal Abrasi Pantai Dan Potas

Listen to this article

SUMENEP (lintasjatimnews.com) –  Persoalan cantrang mimang menui pro dan kontra, di kalangan para nelayan hingga aktivis. Cantrang bukanlah persoalan baru, persoalan lama yang tak kunjung terselesaikan menurut versi para nelayan tradisional, (22/3/2021).

Namun sebelumnya, persoalan Cantrang yang kian ramai di perbincangkan dan aksi oleh masyarakat kepulauan terhadap Tolak Cantrang mendapat tanggapan dari seorang Aktivis asal kepulauan masalembu ( Hariyadi Isbar ). Sebab, menurutnya, berbicara soal cantrang tidak kala pentingnya juga mempersoakan terkait Peledak Ikan dan Potasium.

Sebab, peledak ikan dan potas juga berdampak terhadap rusaknya eksistem laut dan berdampak juga terhadap kesehatan.

Kini, persoalan abrasi pantai, potas, dan peledak ikan mendapat sorotan dari seorang aktivis dan juga sebagai akademisi hukum ( Hasan ). Pihaknya juga mengatakan, lingkungan di kepulauan masalembu, sumenep, madura jawa timur ini sedang tidak baik – baik saja. 

Dirinya mengungkapkan, teman – teman yang berjuang soal Tolak Cantrang di masalembu secara pribadi pihaknya mengaku sangat bagus. Namun menurutnya, yang atas nama cinta terhadap lingkungan juga tidak kala pentingnya jika abrasi pantai, potas, dan peledak ikan juga perlu di persoakan.

” Sebenarnya lingkungan kita di masalembu hari ini kan sedang tidak baik – baik saja, kalau temen – temen ini sedang memperjuangkan lingkungan terhadap Cantrang, iya ayok munggo. dengan atas nama cinta terhadap lingkungan ayok kita angkat juga terkait potas, dan abrasi pantai yang semakin lama semakin mengerikan di masalembu, harusnya itu juga di sorot “, pungkasnya (22/3/2021).

Pihaknya meminta, jika harus berbicara soal lingkungan, tidak harus soal Cantrang. Akan tetapi, persoalan Abarasi pantai dan Potas juga perlu di sorot.

” Kita harus berimbang dong kalau mau berbicara cinta terhadap lingkungan, tidak hanya berbicara cantrang. Berbicara nelayan ini ada cantrang, peledak ikan, abrasi dan potas. Kita tidak tau berapa ratus tahun atau lima puluh taun masalembu akan tenggelam, kita kan perlu untuk antisipasi. Kita perlu memberikan edukasi terhadap masyarakat “, tegasnya.

Pihaknya memberikan contoh seperti di malang selatan. Menurutnya, di malang selatan itu ada pantai 3 warna, itu juga hancur karang – karangnya. Cuma hari ini, mereka yang mengatasnamakan cinta terhadap lingkungan melakukan langkah kongkrit tidak hanya kritik. (Hasan B)