Instansi Terkait Abai Terhadap Persoalan Cantrang Di Kepulauan, Mantan Ketua HNSI Masalembu Sebut Saling Silang Soal Kewenangan

Listen to this article

SUMENEP (lintasjatimnews.com) – Sangat miris sekali, jika hingga kini persoalan ” Cantrang ” tak kunjung tuntas terselesaikan di kepulauan masalembu, sumenep, madura, jawa timur ini. hingga membuat para nelayan tradisional kepulauan tak lelah memperjuangkan apa yang menjadi tuntutannya terhadap pemerintah, masalembu ” Tolak Cantrang “, (12/3/2021).

Persoalan cantrang di masalembu bukanlah persoalan yang baru, namun persoalan tersebut sudah kian bertahun tahun membelenggu di benak para nelayan tradisional kecamatan masalembu. Aksi yang mereka lakukan untuk menolak cantrang sepertinya tidak kandas pada  peristiwa tempo dulu, namun perjuangan itu tetap di lanjutkan oleh putra – putri nelayan masalembu sebagai bentuk sikap jika masalembu hingga kini anti terhadap cantrang.

Namun, sepertinya pemerintah  setempat abai terhadap persoalan yang mengancam kesejahteraan hidup bagi para nelayan tradisional kepulauan ini. 

Sebelumnya, para nelayan tradisional menggelar aksi sejak dari pawai laut ” Masalembu Tolak Cantrang ” hingga musyawarah bersama forpimka setempat membahas soal Cantrang yang di gelar oleh nelayan tradisional pulau masalembu, namun pihak instansi terkait lagi – lagi tidak hadir dengan alasan yang tidak jelas, walaupun telah di undang oleh perwakilan nelayan tersebut.

Hasan, mantan ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) ranting masalembu ikut menyuroti terkait persoalan yang berapa puluh tahun yang tak kunjung tuntas ini. Pihaknya mengatakan, jika pemerintah yang ada di kecamatan masalembu terkesan abai terhadap persoalan nelayan.

” Ini sepertinya forpimka setempat abai yah terkait persoalan nelayan, dimana cantrang yang menjadi sentral persoalan yang tak kesudahan di jadikan saling lempar soal kewenangan, saling silang “, ucap hasan, (12/3/2021).

Pihaknya menuturkan, semestinya forpimka setempat dalam persoalan ” Cantrang ” yang menjadi trending topick di Masalembu ini menjadi mutor utama sebagai fasilitator mengantar para perwakilan nelayan tradisional masalembu ke daerah, bahkan ke pemerintah pusat sekalipun, serap dengan baik aspirasi para nelayan, dimana lautan adalah sumber utama mereka untuk bertahan hidup. (Hasan B)