Pelumas Enduro dan Fastron dari Pertamina, ‘Darah Sehat’ bagi Kendaraan Generasi Baru

Listen to this article

SURABAYA (lintasjatimnews.com) – Minyak pelumas bagi kendaraan ibarat darah bagi tubuh manusia. Jika pasokannya bagus maka sehatlah mesin kendaraan. Pun sebaliknya jika pasokannya jelek, maka mesin bisa sakit-sakitan, ‘batuk-batuk’, gampang mogok, hingga rusak fatal.

Karena itu, pengendara cerdas tidak mau gambling dengan pelumas. Ia akan memilih pelumas yang baik untuk mendukung aktivitasnya yang padat. Meski untuk mendukung pilihannya tersebut, seorang pengendara harus membeli pelumas tertentu dengan harga yang kadang lebih mahal.

“Kita mau sehat juga mahal, makanan sehari-hari harus dijaga, tidak menggunakan pengawet, tidak mengonsumsi tambahan rasa, menghindari makanan dengan kandungan zat kimia berlebihan. Dan itu tentu harus menjadi gaya hidup sehari-hari supaya hasilnya lebih maksimal,” kata Ghufron selaku Supervisor di SPBU 54.602.30 di Jalan Kertajaya no 122 Surabaya, Kamis (18/02/2021).

Sebagai pertimbangan utama membeli pelumas kendaraan. Karena dengan mengantongi sertifikat SNI, berarti produk pelumas sudah memenuhi kriteria dan parameter kualitas maupun keamanan produk yang disyaratkan oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian.

Selain standar mutu, konsistensi dalam pemakaian produk pelumas juga mempengaruhi kesehatan kendaraan. Itu sebabnya sangat disarankan pengendara untuk tidak gampang berganti merek.

“Konsistensi menggunakan pelumas Enduro terbukti membuat kendaraannya baik motor maupun mobilnya lebih awet, jarang sekali rusak. ketersediaan (stok) barang di pasaran. Enduro sebagai pelumas produksi dalam negeri, memiliki ketersediaan yang lebih stabil dibanding pelumas impor.” Pungkasnya

Hal yang sama juga dilakukan oleh Rahman, driver ojek online yang sedang membeli pelumas Fastron. “Memilih pelumas itu taruhannya mesin. Jika salah memilih, mesin kendaraan cepat rusak,” kata Rachman.

Apalagi untuk jenis kendaraan zaman sekarang dengan mobilitas yang cukup tinggi. Karena itu, Rachman selalu menekankan pentingnya soal standar mutu saat memutuskan membeli produk pelumas. Dengan standar mutu yang dimiliki produk pelumas, artinya produk tersebut telah lolos uji dan memenuhi standar yang diberlakukan pemerintah untuk sebuah produk pelumas.

“Soal harga tidak jadi pertimbangan utama. Karena kalau produknya salah, bisa mempengaruhi kinerja mesin, atau mesin cepat rusak. Atau bahkan bisa membahayakan pengendara itu sendiri,” jelasnya.

Diakui Rahman, pasar pelumas di Indonesia digempur oleh ratusan merek pelumas mulai dari yang legal hingga illegal, dari yang asli hingga produk palsu, mulai dari merek lokal hingga impor. Merek-merek pelumas tersebut boleh dikata perang harga. Sebagian perusahaan memilih bekerjasama dengan bengkel untuk menjual produk pelumasnya atau merambah market place. Tetapi sebagian lain memilih memperkuat branding dengan dukungan riset dan inovasi yang berkelanjutan.

“Terus terang setiap ke bengkel mau ganti oli, suka ditawarin pakai oli merek tertentu yang katanya lebih bagus dengan harga lebih murah,” lanjut Rahman.

Untuk memastikan bahwa produk pelumas yang dibeli memiliki kualitas bagus, Rahman menggunakan parameter Standar Nasional Indonesia (SNI) sebagai acuannya. SNI adalah cara mudah untuk mengenali produk pelumas berkualitas. Karena produk pelumas yang mengantongi SNI pasti sudah lulus uji keamanan dan memiliki standar sesuai aturan pemerintah Indonesia. (Anil/Hafiz).