JAKARTA (lintasjatimnews.com) – Dompet Dhuafa sebagai salah satu lembaga pengelola wakaf selalu mengacu pada empat pilar dalam pengembangan aset wakaf, yaitu mencangkup bidang pendidikan, ekonomi, sosial dan dakwah, serta ekonomi produktif. Pengelolaan wakaf di bidang lain turut dilakukan, salah satunya kesehatan.
“Pada bidang Kesehatan, kami memiliki tujuh fasilitas kesehatan yang dibangun dengan dana berbasis wakaf. Untuk bidang kesehatan, lebih intens pada pengelolaan aset yang sudah kami punya dengan orientasi meningkatkan penerima manfaat,” jelas General Manager Pengembangan Wakaf Dompet Dhuafa, Bobby P Manulang, saat dihubungi melalui aplikasi pesan singkat, pada Kamis (4/2/2021).
Adapun fasilitas kesehatan milik Dompet Dhuafa antara lain, Rumah Sakit AKA Medika Sribhawono Lampung Timur, Griya Medika Lampung, RS Kartika Jakarta, RS Assayidah Jakarta, RS Lancang Kuning Riau dan RS Mata Achmad Wardi. Rumah sakit Achmad Wardi menjadi RS khusus mata pertama di Kota Serang, Banten, yang mengembangkan teknik operasi tanpa jahit dan menggunakan alat-alat medis terkini. Kemudian memiliki layanan unggulan ‘Vitreoretina” dan “Cataract Centre” yang merupakan hasil kerjasama Dompet Dhuafa dengan Badan Wakaf Indonesia (BWI).
“RS hasil kerjasama BWI tersebut, bahkan mendukung program sukuk wakaf gagasan pemerintah, BWI dan forum wakaf produktif. Gagasan tersebut untuk dapat memberikan manfaat berupa imbal balik hasil sukuk tersebut dan menambah modal pokok pengelolaan RS Achmad Wardi. Bantuan dari sukuk tersebut digunakan untuk pembangunan Retina Center di RS Mata Achmad Wardi Serang,” kata Bobby.
Untuk sektor pendidikan, Dompet Dhuafa telah membangun dan mengembangkan aset wakaf yang sudah ada maupun yang akan berjalan. Saat ini berkah para muwakif, Dompet Dhuafa sudah memiliki tiga sekolah dan berencana mengembangkan kembali Khadijah Learning Center, institusi pendidikan program vokasional kewirausahaan untuk perempuan.
“Dompet Dhuafa ingin mengembangkan wakaf di pendidikan ke arah para muslimah agar lebih mudah diterima di sektor pekerjaan yang tidak lagi rentan terhadap tindakan pelecehan dan kekerasan,” ujar Bobby.
“Kami juga berencana membangun pesantren tahfidz Green Lido di Sukabumi. Berdiri di atas tanah wakaf seluas 3 hektar. Pesantren tersebut nantinya akan memberikan ruang bagi pendidikan agama maupun pendidikan modern berbasis pada aspek enterpreneurship,” sambungnya.
Pesantren tersebut akan menyediakan showcase untuk pengelolaan integrated farming dalam bentuk pengelolaan Green House berbasis aquaponik. Selain itu para siswa juga akan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu dhuafa berprestasi dan umum.
“Kami upayakan agar pesantren tersebut menjadi sarana pendidikan unggulan pilihan masyarakat,” Imbuh Bobby.
Sedangkan di bidang sosial dan dakwah, Dompet Dhuafa telah membangun banyak rumah ibadah berbasis wakaf. Bukan hanya sebagai rumah ibadah semata, namun juga berfungsi sebagai Center of Excellent.
“Di Lampung, di Cahaya Negeri khususnya, sudah berdiri pusat belajar mengaji dan di dekatnya kami juga membangun Masjid Al Majid. Dua bangunan hasil wakaf tersebut akan menjadi pusat aktivitas dakwah Dompet Dhuafa di Lampung, dan sekitarnya,” tambah Bobby.
Pusat belajar mengaji Dompet Dhuafa adalah alternatif bagi para siswa untuk mereka menimba ilmu agama khususnya tentang Alquran dan diimbangi dengan ilmu fikih, tata krama, serta banyak kearifan sosial khas Lampung. Kemudian juga penanaman nilai-nilai dakwah sesuai misi Dompet Dhuafa.
“Di bidang ekonomi produktif, kami mengalirkan wakaf untuk permodalan para petani di Ujung Genteng, Sukabumi. Masuk kampanye Dompet Dhuafa dalam program ketahanan pangan. Kami juga memberikan dukungan Social Trust Fund yang merupakan salah satu mitra Dompet Dhuafa untuk melihat potensi usaha mikro yang bisa dibantu,” ujar Bobby.
Lalu Bobby menambahkan, “ Wakaf erat kaitannya dengan kemanusiaan. Sehingga terus digencarkan oleh Dompet Dhuafa dengan mengoptimalkan berbagai kanal. Untuk membawa masyarakat lebih mengenal literasi wakaf. Seperti salah satu program wakaf Dompet Dhuafa dalam pengadaan Kontainer untuk ruang isolasi dan laboratorium penanganan Covid-19.
“Wakaf sudah berperan melakukan penanggulangan pandemi, Dompet Dhuafa berhasil menghimpun donasi wakaf dan penyalurannya dalam bentuk Rumah Sakit Kontainer. Adanya kontainer tersebut mudah dipindahkan ke tempat lain apabila terjadi pergerakan konsentrasi pandemi,” pungkas Bobby.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo baru saja mengangkat 25 anggota Badan Wakaf Indonesia (BWI) periode 2021-2024, pada Rabu (3/2/2021). Sebelumnya, pada 25 Januari 2021, Jokowi juga meluncurkan Gerakan Nasional Wakaf Uang yang hingga kini masih mengundang pro dan kontra. Namun harapannya, wakaf semakin berkembang di Indonesia, dan menyejahterakan sesama.
Dompet Dhuafa adalah lembaga Filantropi Islam yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum Dhuafa dengan pendekatan budaya melalui kegiatan filantropis (welasasih) dan wirausaha sosial. Selama 27 tahun lebih, Dompet Dhuafa telah memberikan kontribusi layanan bagi perkembangan umat dalam bidang sosial, kesehatan, ekonomi, dan kebencanaan serta CSR. (Fatzry)