SURABAYA (lintasjatimnews.com) – Memasuki awal tahun 2021, Rumah Sakit Lapangan Kogabwilhan II Indrapura (RSLKI), melaksanakan baru berupa Open Talk Massal, Acara ini dilaksanakan rutin tiap Sabtu mulai pukul 10.00-11.30 sebagai bentuk keterbukaan dan kejelasan informasi bagi semua pasien.
Radian Jadid, Ketua Pelaksana Program Pendampingan Keluarga Pasien, mengatakan, program tersebut dalam rangka mengimplementasikan KIE (Komunikasi, informasi dan Edukasi) bagi semua pasien RSLI, untuk mendapatkan informasi dan penjelasan mengenai kondisi rumah sakit lapangan.
“Berbagai layanan dan fasilitas yang disediakan, perkembangan dan update terbaru covid-19, hal layanan medis, dan non medis. Pendampingan psikologi, kesehatan lingkungan, ekonomi, sosial kemasyarakatan, dan advokasi pekerjaan,” ujarnya, Selasa (5/1/2021).
Kegiatan itu juga dilaksanakan periodik. Mengingat, pasien datangnya bergantian dan terus menerus masuk, sehingga diharapkan semua pasien terjangkau dan mendapatkan informasi tersebut.
“Kemarin sudah kami awali dan luar biasa karena diikuti hampir semua pasien yang ada di RSLI. Yakni lebih dari 200 orang yang menyimak acara mulai awal hingga akhir,” terangnya.
Tenaga kesehatan yang menjadi Narasumber Open Talk, kata Raduan Jadi, antara lain, Dr Christijogo Soemartono Waloejo dokter senior di RSLI, Radian Jadid, Chrisna Anam, dan Galih Bariklana, Relawan Pendamping RSLI.
“Karena penyelenggaraan Open Talk Massal tersebut di zona merah, maka semua narasumber tentunya menjalankan protokol kesehatan dengan menggunakan APD level 3,” ungkpnya.
Para narasumber tersebut menyampaikani edukasi dengan menjelaskan tentang sejarah, dan latar belakang pendirian RS Lapangan Indrapura, yang didasari pada keprihatinan atas banyaknya Rumah Sakit di Surabaya karena tidak mampu menampung pasien Covid-19.
Serta, juga menjelaskan tentang karakteristik Virus Covid yang sebenarnya berasal dari varian SARS-Cov-2 yang gampang mati kalau disiram dengan sabun.
“Mengingatkan para pasien untuk tidak terbebani berbagai masalah yang mungkin muncul. Pasien diharapkan konsentrasi dan fokus pada kesembuhan. Pikiran-pikiran yang lain harus dikesampingkan dulu, konsentrasi dan semangat untuk sembuh dengan cara makan yang banyak, pikiran positif dan yakin sembuh,” kata Radian.
“Tetap menjalankan protap kesehatan, proaktif dan jujur pada para nakes tentang kondisi masing-masing supaya mendapatkan advise dan penanganan medis yang sesuai hingga kesembuhan pasien,” sambungnya.
Tak ketinggalan dr Christijogo, memberikan salah satu bentuk terapi bagi para pasien covid-19 yang paru-parunya sudah terpapar. Yakni dengan menjalankan tidur tengkurap. Kalau dirasa berat, bisa diawali dengan tidur miring terlebih dahulu.
“Kemudian dilanjutkan dengan tengkurap. Terapi ini berfungsi untuk mengaktifkan paru bagaian belakang dan juga untuk drainase cairan yang ada di dalam paru-paru. Terapi ini sangat membantu upaya pemulihan fungsi paru pasca covid-19,” jelasnya.
Selanjutnya, para relawan pendamping, menjelaskan berbagai program yang diselenggarakan ditujukan agar visi Rumah Sakit Lapangan ”Be Happy” dapat terlaksana dengan baik, yakni dengan memberikan layanan paripurna kepada paseien terutama di hal non medis tersebut.
Dalam sesi tanya jawab yang dipimpin oleh Chrisna Anam, muncul berbagai pertanyaan oleh pasien. Salah satunya adalah Pak Sugeng yang menanyakan tentang bepergian pasca isolasi mandiri.
“Kami jelaskan bahwa semua pasien yang sudah dinyatakan sembuh oleh DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pasien) akan mendapatkan berkas berkas rekam medik, keterangan masa tambahan isolasi, surat keterangan sembuh, surat rujukan ke Puskesmas peserta hasil swab terakhir,” papar Chrisna Anam.
Surat keterangan dari Rumah sakit yang ditandatangani oleh DPJP sudah cukup untuk menjadi surat pass perjalanan bagi pasien.
“Juga penting pada kondisi sekarang, untuk selalu menjalankan protokol kesehatan di mana saja, termasuk penggunaan masker dalam rumah dalam satu keluarga meskipun anggota keluarga tersebut tidak atau belum terpapar covid-19” pungkas dr. Christijogo.(Ramadhani)