Bangun Akses Untuk Nelayan, PT Pelindo 3 Alokasikan 1,7 Miliar Rupiah

Listen to this article

SURABAYA (lintasjatimnews.com) – Kondisi perekonomian yang mengalami penurunan dari berbagai sektor akibat Pandemi Covid 19, mendorong PT Pelindo 3, berbuat kebaikan bagi masyarakat yang terdampak, Jumat sore (16/10/2020).

Bertempat di Terminal Petikemas Teluk Lamong, Jalan Tambak Osowilangun, Kecamatan Asemrowo, Kota Surabaya, penyerahan bantuan bina lingkungan yang diberikan berupa Pembuatan Rute (Alur) Khusus Nelayan, dan Bantuan Kampung Wisata Binaan Pelindo 3 Sontoh Laut.

Edi Priyanto Direktur SDM PT Pelindo 3, mengatakan, pihaknya mengalokasikan anggaran pembangunan tersebut sebanyak Rp 1,7 Miliar. Ada 8 titik tertentu yang harus dilakukan normalisasi. 

“Bantuan yang berupa pengerukan alur ditujukan bagi para nelayan. Alur ini dikerjakan nanti oleh masyarakat dan nelayan, sebagai bentuk padat karya. Artinya, akan meningkatkan juga ekonomi akibat diterpa badai virus corona seperti saat ini,” jelasnya.

Sehingga, lanjut Edi, Pelindo 3 mendorong agar masyarakat juga dilibatkan dalam program program seperti ini. Kebetulan, pembuatan alur yang dilakukan melalui pengerukan itu diberikan kepada kelompok atau forum komunikasi nelayan setempat. Agar memudahkan mereka dalam mencari ikan.

“Ini juga bagian dari Amdal. Ketika ada pembangunan Teluk Lamong salah satu rekomendasinya adalah tersedianya alur untuk lalu lintas para nelayan,” ungkapnya.

“Selama ini sudah ada alur, tapi belum bisa optimal ketika kondisinya mengalami surut air,” sambungnya.

Edi berharap, akses ketika melaut bagi nelayan, serta mencari ikan menjadi lancar. Selain itu, perekonomian masyarakat juga meningkat.

“Dan yang terakhir bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan. Juga rekomendasi Amdal terhadap pembangunan operasional, menjadi hal yang harus dilakukan,” paparnya.

Terpisah, Shodiq Mahfud, Ketua pokdarwis, mengatakan, bantuan ini sangat berati sekali. Mengingat, nelayan juga kesulitan dalam melakukan pekerjaanya.

“Ini akan dibangunkan alur untuk nelayan tradisional dengan lebar sekitar 10 meter, kedalaman 1,5 meter panjangnya sekitar 5 Kilometer. Dari Kalianak sampai Romokalisari. Tersambung sampai ke tengah laut langsung,” tuturnya 

Berkenaan dengan pariwisata, ini salah satu alternatif untuk mengurangi dampak negatif pembangunan Teluk Lamong, dan merubahnya menjadi dampak positif.

“Sehingga tidak ada ketergantungan. Tapi sebagai stimulan atau pancingan untuk mandiri atau berkarya sendiri. Potensi wisata ada karena ribuan burung bersarang di pohon mangrove sekitar,” katanya.

Dari beberapa ikon yang dibangun salah satunya adalah menara pandang setinggi 11 meter, untuk melihat ribuan burung dengan mata telanjang.

“Kurang lebih kami ada 500 nelayan. Pendapatan utama adalah nelayan dan Pelindo sangat respons sekali. Semoga bisa menghasilkan kerja sama yang menguntungkan,” tuntasnya (Ramadhani)

Tinggalkan Balasan