SURABAYA (lintasjatimnews.com) – Kegiatan yang berlangsung pada Jum’at (9/10/2020) di Komplek Sidotopo tersebut dihadiri oleh sekitar 25 orang peserta, yang terdir Kader Jumantik.
Koordinator Sanitasi Puskesmas Sidotopo Ibu Bara dalam sambutannya, menjabarkan mekanisme kegiatan tersebut adalah untuk menekan angka kesakitan dan kematian dari penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) khususnya di wilayah Komplek Sidotopo Dipo Surabaya
Untuk itu perlu melibatkan peran serta masyarakat untuk memutus mata rantai perkembangbiakan vektor nyamuk pembawa virus DBD yaitu nyamuk aedes agypti.
Peran masyarakat diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik dalam mencegah timbulnya kejadian luar biasa (KLB) pada wilayah Kota Surabaya melalui pemantauan oleh Kader Jumantik yang ada pada setiap kelurahan serta masyarakat sebagai pendukung kegiatan tersebut.
“Kader Jumantik diharapkan dapat memantau jentik pada rumah yang ada di wilayah Komplek Sidotopo Dipo secara berkala serta memberikan penyuluhan tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) kepada masyarakat yang rumahnya dikunjungi oleh kader tersebut. Dalam hal ini juga diberikan wewenang kepada setiap rumah untuk menunjuk satu orang dalam rumah tersebut untuk menjadi juru pemantau jentik, sesuai dengan arahan dari Kementerian Kesehatan tentang “SATU RUMAH SATU JUMANTIK”, Sehingga output yang didapatkan adalah menurunnya kasus DBD di wilayah Komplek Sidotopo Dipo Surabaya,” tandas Ibu Sri Darmini selaku Koordinator Jumantik Komplek Sidotopo Dipo, Surabaya.
Lebih lanjut, Koordinator Sanitasi Puskesmas Surabaya Ibu Bara menjelaskan keberadaan jentik yang banyak terdapat pada berbagai jenis kontainer penampung air yang dijumpai pada setiap rumah, fasilitas umum, sekolah maupun sarana ibadah.
Maka, lanjutnya, indikator yang perlu ditingkatan pada masyarakat adalah lebih giat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yaitu dengan melakukan gerakan 4M plus<, yaitu Menguras bak mandi seminggu sekali, karena siklus nyamuk dari telur sampai dewasa memakan waktu satu minggu.
Berikutnya, Mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air, Menutup rapat tempat penampungan air dan Memantau jentik pada tempat penampungan air, serta tindakan Plus diantaranya dengan memakai kelambu tempat tidur, kawat kasa pada ventilasi, tidak menggantung baju dikamar, memelihara ikan pemakan jentik, pemakaian lotion nyamuk, dan lain sebagainya.
“Dengan demikian perkembang biakan vektor nyamuk penyebab DBD dapat diberantas secara periodik dan berkala,” ujarnya.
Koordinator Kader Jumantik Wilayah Komolek Sidotopo Ibu Sri Darmini menambahkan pula agar “Diharapkan dengan aktifnya Kader Jumantik pada setiap kampung dan peran serta masyarakat untuk satu rumah satu jumantik serta Komitmen Pemerintah daerah yang mendukung kegiatan Gerakan Serentak (GERTAK) PSN, akan dapat menurunkan angka kejadian DBD yang ada di Kota Surabaya umumnya untuk kedepannya, karena DBD tidak akan bisa berkurang tanpa kesadaran dan peran serta dari masyarakat,” imbau Ibu Sri Darmini. (Ishak)