JAKARTA (lintasjatimnews,com) – Gelaran puncak Tebar Hewan Kurban (THK) oleh Dompet Dhuafa (DD) telah berakhir di hari Tasyrik ketiga, Senin, 3 Agustus 2020. Rekapitulasi menunjukkan jumlah total 28.900 ekor domba/kambing dan 1.848 ekor sapi disembelih di Hari Raya Idulkurban 1441 H. Putaran dana penghimpunan mencapai Rp76,9 miliar. Dibandingkan tahun lalu, kenaikan jumlah hewan kurban dan penghimpunan dana mencapai 71 dan 60 persen.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana penghimpunan offline mendominasi, tahun 2020 platform digital terlihat unjuk gigi. Di saat wabah COVID-19 menghantui, jalur transaksi online melalui lebih dari 30 platform digital dan puluhan mitra lembaga keuangan dan perbankan, menyumbang sekitar 80 persen transaksi. Agaknya, situasi pandemi memaksa pemanfaatan teknologi digital secara masif, salah satu pertanda era Industri 4.0, datang lebih cepat.
“Mengorganisasikan penyembelihan dan distribusi daging sebanyak itu dalam waktu 4 hari di seluruh penjuru negeri, tentu merupakan tantangan tersendiri. Apalagi hal itu harus dilakukan di tengah wabah, yang harus menerapkan protokol sesuai arahan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, secara ketat,” ujar Zainal Abidin Sidik, Pegiat Kemandirian, Dompet Dhuafa, Jalal – Pendiri dan Komisaris, Perusahaan Sosial WISESA
“Harus diakui, tidak semua mitra mematuhi aturan main yang sudah ditetapkan. Untuk itu, tim monitoring dan evaluasi disebar ke berbagai lokasi penyembelihan dan distribusi, untuk meminimumkan penyimpangan yang mungkin terjadi. Tak ayal, tim sempat menemukan sejumlah pelanggaran di lapangan, misalnya berat domba/kambing tidak sesuai standar yang dipersyaratkan, atau minimnya penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Solusinya, mitra diminta untuk menggantinya dengan domba/kambing yang sesuai standar. Demikian juga soal APD. Ada juga temuan transaksi ilegal dalam distribusi daging. Sejumlah sanksi sudah disiapkan bagi mitra nakal, dan yang terberat adalah tidak dilibatkan di THK berikutnya. Itu harga mati untuk menjaga kepercayaan donatur,” lanjut Zainal Abidin Sidik.
‘Orkestra’ THK 2020, melibatkan banyak pihak, dari hulu hingga ke hilir. Dua perusahaan rintisan investasi lokal, memasok modal miliaran rupiah untuk didistribusikan kepada ribuan peternak kecil. Sekitar 5.000 peternak kecil yang tergabung dalam beberapa sentra dan kelompok ternak di seluruh Indonesia, memainkan peran penting menjaga pasokan pasokan domba, kambing dan sapi. Puluhan mitra penghimpunan yang dikoordinasi Direktorat Resource Mobilization, bekerja siang-malam dalam sebulan terakhir, untuk memastikan stok hewan kurban terserap. Dan, mendapatkan 40.000 donatur/pekurban dalam waktu satu bulan adalah jumlah yang fantastis!
Tak kalah penting, adalah peran tim Teknologi Informasi, yang mengadministrasi penerimaan donasi dari para pekurban, pembagian kuota ke masing-masing mitra peternak, distribusi daging ke para mustahik hingga penyampaian berbagai notifikasi kepada para donatur, sejak donasi diterima sampai hewan kurbannya disembelih. Tim Customer Care dan Data Process pun tidak ketinggalan, memastikan semua data terdokumentasi dan tersampaikan ke titik penyembelihan. Tim Distribusi menuntaskan kerja besar ini dengan mengirim seluruh bukti foto penyembelihan ke alamat masing-masing donatur/pekurban.
Seperti namanya, THK menebar manfaat sepanjang rantai pasoknya. Para investor yang dihimpun dua perusahaan rintisan mendapatkan keuntungan dari investasinya. Para peternak kecil menjadi tulang punggung sekaligus penerima manfaat dari program ini. Donatur pun menikmati manfaat dari belanja kurbannya, karena mendapat harga yang baik.
“Di hilir, para penerima manfaat, bisa menikmati daging hewan kurban, yang belum tentu bisa dinikmati di hari-hari biasa. Jumlahnya lebih dari dua juta mustahik dari Sabang sampai Merauke, termasuk di lokasi 3 T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar). Saat artikel ini ditulis, sebuah tim sedang bekerja untuk menghitung Social Return on Investment (SROI) dari program ini,” pungkas Zainal Abidin Sidik.
Selain pujian, tentu ada juga keluhan dari berbagai pihak. Sebuah perhelatan besar seperti THK, tidak akan sepi dari kritik. Dari kritik yang diterima, ruang-ruang perbaikan di sepanjang rantai nilai telah diidentifikasi DD untuk perbaikan di masa mendatang.
Karenanya, walau masih berjarak satu tahun lagi, program THK 2021 sudah harus dimulai saat ini. Selain upaya perbaikan, sejumlah inovasi baru juga sedang disiapkan oleh DD. Salah satunya adalah mewujudkan LAZ Incorporated, sebagai upaya kolaboratif lembaga amil zakat di tanah air untuk berbagi peran dalam pelaksanaan ibadah kurban.(Fatzry)